BUDAYA TIDAK BERUBAH MELALUI SISTEM: Apa yang Sering Terabaikan oleh HR dan para CEO
- Leksana TH

- 13 Okt
- 8 menit membaca
Diperbarui: 2 hari yang lalu
Bagian 2 dari 2
X. Mengapa CEO Perlu Memahami Transformasi secara Berbeda
Sebagian besar CEO berasumsi bahwa budaya akan bergeser ketika HR meluncurkan:
siklus kinerja baru (KPIs baru dan performance management prosesnya)
framework kepemimpinan dan pelatihannya
penyegaran nilai-nilai perusahaan (values refresh)
model kompetensi dan penerapannya
inisiatif keterlibatan karyawan (employee engagement)
Namun riset global McKinsey selama lebih dari satu dekade menunjukkan:
70% upaya transformasi gagal — bukan karena sistemnya salah, tetapi karena kesadaran kepemimpinan tidak bergeser.
Dalam lanskap korporasi di Asia, hal ini bahkan lebih terasa karena:
Hierarki sangat kuat
CEO cenderung memusatkan pengambilan keputusan
Konfrontasi dihindari (cari/bermain aman)
Para pemimpin jarang menerima umpan balik dari bawah (upward feedback)
Menjaga muka (saving face) lebih penting daripada kerentanan
Ekspresi emosional dibatasi (tidak sesuai budaya Asia)
Keharmonisan hubungan lebih diprioritaskan daripada kebenaran
Jadi ketika CEO mengharapkan perubahan budaya akan "menetes ke bawah" (trickle down), mereka mengabaikan kebenaran ini:
Budaya mengalir dari kesadaran tim kepemimpinan — bukan dari struktur HR.
Inilah realitas yang tidak nyaman:
Jika CEO tidak berkembang, budaya tidak akan berkembang.
Jika tim eksekutif tidak mengubah cara berpikir, berelasi, dan mendengar mereka, organisasi akan terus mendaur ulang pola yang sama.
Jika para pemimpin senior masih:
menghindari percakapan jujur
bekerja dalam silo (terkotak-kotak)
menggunakan otoritas alih-alih pertanyaan/eksplorasi (inquiry)
memberi imbalan pada kepatuhan alih-alih keberanian
menoleransi perilaku politis
gagal mencontohkan kerentanan
...maka sistem HR apa pun tidak akan bisa mengubah budaya tersebut.
Itulah sebabnya saya sering mengatakan:
Cara tercepat untuk menilai budaya sebuah organisasi adalah dengan menghabiskan satu jam bersama tim kepemimpinan seniornya.
Merekalah budayanya. Bukan HR. Bukan sistemnya. Bukan tenaga kerjanya. Bukan posternya.
Budaya = energi kepemimpinan yang bergerak.
Ini adalah bagian yang sering diabaikan CEO — dan tempat di mana HR kesulitan untuk menanganinya.
XI. Transformasi Nyata Terlihat di Garis Depan — Bukan di Ruang Rapat Direksi
Mari jujur: Sebagian besar eksekutif berpikir transformasi budaya itu sukses jika:
tingkat kehadiran lokakarya (workshop) tinggi
orang-orang terlihat "terlibat" (engaged) dalam sesi
nilai-nilai diluncurkan dengan indah
kampanye komunikasi diterima dengan baik
konsultan menyerahkan laporan yang mentereng (glossy reports)

Namun budaya tidak diukur di ruang meeting. Budaya hidup di garis depan.
Budaya menjadi nyata ketika:
para pemimpin tim bicara jujur
karyawan merasa aman secara psikologis
konflik menjadi konstruktif
orang-orang berani mengakui kesalahan
kolaborasi terjadi secara alami
rasa takut berkurang dalam sistem
keputusan di garis depan mencerminkan nilai-nilai perusahaan
manajer membimbing (coach) alih-alih sekadar memerintah (command)
Anda tahu transformasi sedang berjalan ketika: kualitas percakapan berubah, energi di dalam ruangan bergeser, perilaku-perilaku mikro (micro-behaviors) sehari-hari kembali selaras, dan hasil bisnis meningkat — secara alami.
Jika hanya saat di ruang rapat direksi berubah, namun garis depan tetap sama, Anda tidak memiliki transformasi — Anda hanya memiliki narasi cerita yang dikemas rapi.
XII. Tiga Tanda Bahwa Anda Benar-benar Sedang Mengubah Budaya
Setelah bertahun-tahun memfasilitasi transformasi sistemik, saya melihat tiga indikator tak terbantahkan bahwa perubahan nyata sedang terjadi.
Tanda 1 — Para Pemimpin Mulai Menyampaikan Kebenaran Lebih Awal dan Lebih Mudah
Anda mulai mendengar hal-hal seperti:
"Saya perlu mengakui sesuatu..." "Saya tadi bereaksi karena rasa takut." "Saya sadar saya selama ini menghindari percakapan itu." "Mari kita bicara tentang masalah yang sebenarnya."
Kebenaran menggantikan pertunjukan (performance). Ketika ini mulai terjadi, sistem menjadi lebih hidup.
Tanda 2 — Rapat Menjadi Ruang Belajar, Bukan Ajang Pertunjukan
Para pemimpin:
mendengar lebih dalam
lebih sedikit menyela
mengeksplorasi alih-alih menghakimi
bertanya alih-alih memberi nasihat
merefleksikan pola perilaku mereka sendiri
menawarkan dukungan alih-alih rasa bersalah
Ini adalah tanda bahwa sistem kepemimpinan sedang berevolusi secara perkembangan (evolving developmentally).
Tanda 3 — Karyawan Garis Depan Merasakan Pergeseran Tanpa Perlu Diberitahu
Ketika tim di garis depan mengatakan:
"Ada yang terasa beda."
"Pemimpin kami lebih tenang."
"Kami bicara lebih jujur."
"Kami menyelesaikan masalah lebih cepat."
"Rasa takutnya berkurang."
Anda tahu bahwa budaya itu mulai hidup. Inilah tolok ukur yang sesungguhnya."
XIII. Apa yang Bisa Mulai Dilakukan Pemimpin HR Sekarang Juga
Anda mungkin bertanya-tanya: Di mana saya harus memulai jika sistem terasa terlalu besar atau terlalu politis?
Berikut adalah langkah-langkah praktis dan langsung.

A. Mulailah dari Diri Sendiri — Pengembangan Dalam Diri yang Utama
Tanyakan pada diri Anda:
Apa yang takut saya katakan kepada CEO?
Pola apa yang saya ulangi saat di bawah tekanan?
Di mana saya mencari validasi?
Loyalitas tak sadar apa yang saya bawa?
Bagaimana perilaku saya saat merasa tidak aman?
Apa pemicu (triggers) saya dalam percakapan kepemimpinan?
Di mana kehadiran saya membangkitkan atau justru meruntuhkan energi?
Transformasi bermula dari kejujuran pada diri sendiri.
B. Geser Energi Anda Sebelum Menggeser Sistem Anda
Energi Anda menentukan nada bagi HR.
Ketika Anda:
memasuki ruangan dengan membumi (grounded)
mengajukan pertanyaan jujur
menahan keheningan dengan percaya diri
tetap berada dalam rasa ingin tahu, bukan defensif
menyampaikan kebenaran tanpa agresi
tetap teguh menghadapi tekanan senior
... para pemimpin akan merasakan perbedaannya. Ini bukan psikologi. Ini adalah kehadiran (presence).
C. Desain Ulang Percakapan — Bukan Hanya Sistem
Mulailah mengajak tim kepemimpinan masuk ke percakapan yang lebih dalam:
"Apa yang tidak kita bicarakan padahal seharusnya kita bicarakan?"
"Emosi apa yang hadir di ruangan ini sekarang?"
"Apa ketakutan di balik resistensi ini?"
"Apa harga yang sebenarnya harus dibayar jika kita tidak mengatasi dinamika ini?"
"Bagaimana kita ingin bersikap satu sama lain sebagai pemimpin?"
Transformasi budaya bermula ketika percakapan menjadi semakin dalam.
D. Gunakan Latihan Mikro Konstelasi
Anda tidak butuh sebuah workshop konstelas secara penuh (2 hari). Ada aktivitas simple yang terinspirasi dari konstelasi yang bisa memunculkan begitu banyak hal:
Memetakan sistem kepemimpinan
Menempatkan peran-peran di ruangan dan mengamati dinamikanya
Merepresentasikan hubungan antara "visi" dan "realitas saat ini"
Membiarkan orang berdiri di mana mereka merasa terpanggil dalam sistem
Menyingkap sumbatan tersembunyi secara visual
Praktik-praktik kecil diatas yang saya sebutkan dapat membuka pencerahan yang lebih besar.
E. Mulailah 'Mengelola ke Atas' dengan Elegan dan Berani
Anda tidak perlu bersitegang. Anda hanya perlu bicara dari tempat kebenaran dan kepedulian.
Cobalah kalimat ini dalam pernyampaian Anda:
"Inilah yang ditunjukkan sistem kepada kita..."
"Saya ingin berbagi sebuah pola yang saya rasakan..."
"Saya yakin kita bisa masuk lebih dalam di sini..."
"Bagaimana jika kita melihat ini dari level yang berbeda?"
"Saya ingin menawarkan sesuatu yang bisa membantu kita melangkah maju..."
Saat diucapkan dari kehadiran yang terpusat, kebenaran menjadi lebih mudah diterima oleh CEO.
XIV. Apa yang CEO Butuhkan dari HR — Yang HR Jarang Diberi Wewenang untuk Bisa Memberikan
CEO tidak hanya membutuhkan HR untuk merancang sistem.
Apa yang sesungguhnya dibutuhkan CEO (namun jarang mereka ungkapkan) adalah mitra HR yang mampu:
membantu mereka melihat titik buta (blind spots)
menyingkap dinamika sistemik
menantang asumsi dengan penuh rasa hormat
membawa rasa aman psikologis ke dalam percakapan kepemimpinan
membantu tim menghadapi realitas
berfungsi sebagai cermin bagi sistem kepemimpinan
memungkinkan kecerdasan kolektif yang lebih dalam
mengintegrasikan berbagai modalitas transformasi
memfasilitasi percakapan sulit tanpa menyebabkan keretakan hubungan
membantu mereka bertumbuh secara perkembangan diri (developmentally)
Sebagian besar CEO di Asia belum pernah mengalami HR beroperasi di level ini. Ketika mereka mengalaminya, ini akan dapat mengubah banyak hal.
XV. Apa Arti Sebenarnya dari "Transformasi Terintegrasi"
Para pemimpin sering bertanya kepada saya: "Apa persisnya yang Anda lakukan yang berbeda dari konsultan atau coaching biasa?"
Inilah jawaban jujur saya: Saya bekerja pada level di mana transformasi benar-benar terjadi — level di mana sistem bernapas, di mana relasi terbentuk, dan di mana kesadaran bergeser.
Ini bukan satu modalitas tunggal. Ini adalah kerangka kerja yang hidup dan terintegrasi yang bersumber dari:
Konstelasi Sistemik (Systemic constellations)
Kecerdasan Sistemik (Systemic intelligence)
Pemikiran Sistem / Systems thinking (Senge)
Theory U (Scharmer)
Perkembangan Orang Dewasa / Adult development (Kegan)
Leadership Circle
Nilai-nilai Barrett (Barrett Values)
Internal Family Systems (IFS)
Fasilitasi berbasis pemahaman trauma (Trauma-informed facilitation)
Kepemimpinan adaptif (Heifetz)
Riset kepemimpinan perubahan McKinsey
Metodologi Deep coaching
Kebanyakan konsultan menawarkan framework. Kebanyakan coach menawarkan percakapan. Kebanyakan pemimpin HR menawarkan proses.
Transformasi terintegrasi meleburkan ketiganya: sistem + relasi + kesadaran.
Inilah kedalaman yang sering terabaikan oleh HR dan CEO — bukan karena mereka tidak sadar, tetapi karena hanya sedikit praktisi yang tahu cara memandu pekerjaan di level ini.

XVI. Jadi, Seperti Apa Wujud Perubahan Budaya yang Nyata?
Ketika pendekatan terintegrasi ini diterapkan, organisasi akan mengalami:
1. Tim Kepemimpinan yang Menjadi Lebih Manusiawi dan Lebih Sadar
Lebih jujur
Lebih reflektif
Lebih peka dan selaras (attuned)
Lebih cerdas secara emosional
Lebih terhubung
2. Sistem yang Berhenti Berpura-pura dan Mulai Belajar
Masalah tersembunyi muncul ke permukaan
Orang-orang bicara dengan jujur
Keputusan menjadi lebih jelas
Penyelarasan (alignment) menjadi lebih kuat
Energi menjadi lebih bersih
3. HR Menjadi Mitra Strategis — Bukan Unit Administratif
Memengaruhi CEO
Mengangkat kualitas percakapan kepemimpinan
Menanamkan praktik-praktik sistemik
Memfasilitasi transformasi mendalam
Dianggap serius dan diperhitungkan
Memimpin dengan kehadiran (leading with presence)
4. Garis Depan Merasakan Pergeseran Tanpa Perlu Diberitahu
Ini adalah bukti nyata dari transformasi.
XVII. Jalan ke Depan — Dimulai dengan Satu Percakapan
Jika Anda sudah membaca sejauh ini, artinya Anda sudah tahu: Anda tidak tertarik pada perubahan di permukaan. Anda tidak sedang mencari alat atau framework baru lagi. Anda tertarik pada apa yang lebih dalam, sistemik, nyata, dan hidup.
Baik Anda seorang pemimpin HR atau CEO, langkah pertamanya sederhana: Mulailah dengan sebuah percakapan diagnostik.
Bukan presentasi. Bukan pitch penjualan. Bukan program yang sudah dirancang sebelumnya.
Melainkan sebuah eksplorasi tulus tentang:
Apa yang sedang terjadi dalam sistem Anda saat ini?
Pola mendalam apa yang sedang membentuk budaya Anda?
Di mana posisi tim kepemimpinan Anda secara perkembangan (developmentally)?
Apa yang dibutuhkan fungsi HR Anda untuk beroperasi di level berikutnya?
Dinamika tersembunyi apa yang menghambat transformasi?
Apa yang menjadi mungkin jika Anda bekerja pada level kedalaman ini?
Terkadang, hanya dalam satu percakapan, muncul kejelasan yang telah hilang selama bertahun-tahun.
Undangan untuk Mengalami Kedalaman Sistemik
Jika sesuai, kita juga bisa membuat konstelasi percontohan (pilot constellation) atau sesi eksplorasi wawasan kepemimpinan — sebuah pengalaman singkat namun kuat di mana tim kepemimpinan Anda dapat:
membuat dinamika tersembunyi menjadi terlihat
memunculkan titik buta di ruangan yang aman
memahami pola mereka sendiri
merasakan perbedaan antara perubahan intelektual dan perubahan yang menubuh (embodied change)
terhubung kembali dengan tujuan dan penyelarasan
Sesi-sesi ini sering kali menjadi titik balik. Para pemimpin memberikan testimoni:
"Kami belum pernah bekerja seperti ini sebelumnya."
"Rasanya jujur."
"Inilah percakapan yang sesungguhnya."
"Sekarang kami mengerti apa yang selama ini menghambat kami."
Ini adalah awal dari transformasi — bukan di atas kertas, melainkan di dalam sistem yang hidup di organisasi Anda.
XVIII. Refleksi Penutup: Budaya Berubah Saat Pemimpin Berubah
Budaya tidak akan pernah berubah hanya karena sistem berubah. Budaya bergeser ketika:
para pemimpin berevolusi
percakapan semakin dalam
kebenaran menjadi lebih aman untuk diucapkan
HR melangkah masuk ke dalam kehadiran penuhnya
dinamika sistemik dipahami
lansekap batin kepemimpinan bergeser
Pekerjaan ini menuntut. Ini emosional. Ini berkaitan dengan perkembangan diri. Ini bersifat sistemik. Namun ini juga sangat manusiawi — dan sangat layak diperjuangkan.
Karena ketika sebuah organisasi menjadi hidup, orang-orang di dalamnya pun ikut menjadi hidup. Dan itulah budaya yang didambakan oleh setiap pemimpin.
Jika Anda ingin mengeksplorasi seperti apa bentuk hal ini bagi organisasi Anda, saya siap mendampingi.
Bukan untuk melakukan pitching. Bukan untuk memberikan resep.
Melainkan untuk menemukan bersama Anda apa yang menjadi mungkin ketika kita berhenti mengandalkan sistem semata — dan mulai bekerja pada kedalaman di mana transformasi nyata benar-benar terjadi.
________________________________________________________________________________________________________
Leksana TH


