top of page

DARI BERTAHAN HIDUP KE TRANSFORMASI: Bekerja dibawah Bos yang Insecure

  • Gambar penulis: Leksana TH
    Leksana TH
  • 8 Sep
  • 10 menit membaca

Diperbarui: 2 hari yang lalu

Kita semua pernah mengalaminya. Atasan Anda mengambil kredit atas pekerjaan Anda. Mereka menolak ide-ide Anda tanpa penjelasan. Mereka melakukan micromanage tanpa henti, menciptakan lingkungan yang membuat Anda meragukan kemampuan diri sendiri. Anda keluar dari rapat dengan perasaan mengecil, bertanya-tanya apakah Anda sebenarnya cukup baik dalam pekerjaan Anda.


Jika ini terdengar familiar, berarti Anda bekerja dengan seorang pemimpin yang selalu merasa terancam (insecure). Dan dampaknya jauh melampaui sekadar hari buruk Anda.


Seorang atasan yang insecure tidak hanya berdampak pada Anda—pengaruhnya merembet ke seluruh tim dan organisasi. Orang-orang berbakat pergi. Moral kerja menurun. Inovasi terhambat karena orang-orang terlalu sibuk mengelola kecemasan atasan mereka daripada fokus pada pekerjaan yang sebenarnya. Dan sang pemimpin sendiri? Mereka menjadi semakin terisolasi, terperangkap dalam siklus defensif dan kontrol yang pada akhirnya merusak karier mereka sendiri.


Ini bukan sekadar masalah preferensi kepribadian. Ini adalah masalah sistemik yang membuat organisasi merugi jutaan akibat hilangnya talenta, produktivitas, dan budaya kerja. Tetapi kabar baiknya: Anda tidak lemah. Baik Anda sedang berjuang menghadapi atasan yang insecure atau mulai mengenali pola ini pada diri Anda sendiri, ada langkah-langkah konkret yang bisa Anda ambil.


Artikel ini memandu Anda tentang apa yang perlu dilakukan jika Anda bekerja dengan tipe pemimpin seperti ini dan apa yang perlu Anda pertanyakan tentang diri Anda jika pola ini terus muncul dalam perjalanan karier Anda.


Pimpinan yang Selalu Merasa Terancam Akan Membuat Lingkungan Jadi saling Curiga dan Saling Tertutup.
Pemimpin yang beroperasi dari rasa takut dan pola pikir selalu kurang (scarcity) menciptakan lingkungan yang dipenuhi kecurigaan dan sikap saling melindungi diri (menutupi).

Harga yang Harus Dibayar: Mengapa Hal Ini Jadi Penting

Untuk pemimpin yang selalu merasa terancam (insecure):

Orang-orang yang beroperasi dari rasa tidak aman berada dalam mode bertahan hidup secara konstan. Mereka merasa terekspos, terancam oleh talenta di tim mereka, dan sangat ingin membuktikan nilai diri mereka. Hal ini menciptakan stres yang luar biasa—bukan hanya secara emosional, tetapi juga fisik. Studi menunjukkan bahwa stres kronis di tempat kerja terkait dengan penyakit jantung, kelelahan (burnout), dan depresi. Pemimpin seperti ini sering menjadi semakin terisolasi karena tim mereka belajar menyesuaikan diri dengan mereka, bukan bekerja bersama mereka.


Untuk Para bawahan: Bekerja untuk atasan yang insecure mengikis kepercayaan diri Anda. Anda menginternalisasi kritik mereka sebagai kebenaran. Anda mulai percaya bahwa Anda tidak kompeten, bahkan ketika rekam jejak Anda menunjukkan sebaliknya. Seiring waktu, ini merusak bukan hanya kinerja kerja Anda tetapi juga rasa harga diri Anda. Masalah kesehatan terkait stres mulai muncul. Hubungan Anda yang lain ikut terdampak karena Anda membawa kecemasan ini ke mana-mana. Beban mental untuk mengelola emosi atasan Anda menjadi sangat melelahkan. Untuk Organisasi

Para performer terbaik pergi. Biaya retensi karyawan melonjak. Budaya kerja berubah menjadi budaya ketakutan dan politik, bukan kolaborasi dan keunggulan. Inovasi menurun karena orang-orang terlalu sibuk melindungi diri sendiri. Pengetahuan institusional hilang ketika talenta-talenta berpengalaman keluar. Organisasi kehilangan keunggulan kompetitifnya dan sering kali tidak memahami penyebabnya.

Harga yang harus dibayar bukan hanya emosional, tetapi juga finansial dan strategis.

Mengapa Pemimpin yang Cerdas dan Berprestasi Bisa Menjadi Insecure

Berikut hal yang mungkin terdengar berlawanan dengan intuisi: orang yang berada dalam posisi kekuasaan justru sering kali lebih rentan terhadap rasa tidak aman, bukan sebaliknya. Banyak pakar kepemimpinan mencatat bahwa paradoks ini terjadi karena taruhannya terasa lebih besar. Semua mata tertuju pada mereka. Tekanannya tak henti-henti. Mereka takut dianggap tidak kompeten atau kehilangan posisi mereka, terutama di masa-masa penuh ketidakpastian.


Namun ada lapisan yang lebih dalam. Pemimpin yang insecure sering beroperasi dari apa yang disebut para psikolog perkembangan sebagai “kesadaran bertahan hidup” (survival consciousness) atau “kesadaran ego” (ego consciousness). Pendorong utama mereka adalah rasa takut, kebutuhan untuk disukai dan diterima, atau kebutuhan mendesak untuk merasa istimewa dan lebih unggul. Ini bukanlah cacat karakter, namun ini adalah tahapan perkembangan. Masalah muncul ketika seseorang mencapai posisi kepemimpinan tanpa berkembang melampaui tahapan-tahapan tersebut.


Pemimpin yang fokus pada bertahan hidup cenderung menyimpan informasi untuk diri sendiri dan memegang kendali yang ketat. Pemimpin yang fokus pada rasa diterima akan terus-menerus mencari validasi dan persetujuan. Pemimpin yang fokus pada status butuh merasa superior, sering kali dengan mengecilkan orang lain untuk menjaga perasaan itu


Faktor budaya memperkuat dinamika ini. Dalam budaya yang sangat kompetitif terutama di Asia, di mana pendidikan menekankan pencapaian individu dibandingkan kolaborasi—rasa tidak aman menjadi sesuatu yang dianggap normal sejak kecil. Perbandingan, kompetisi, dan kebutuhan untuk membuktikan nilai diri tertanam dalam psikologi seseorang jauh sebelum mereka menjadi pemimpin. Pola-pola ini bersifat sistemik, bukan kegagalan individu.


Memahami hal ini bukan berarti membenarkan perilakunya. Namun, pemahaman ini mengubah cara Anda merespons. Anda bergeser dari sikap defensif menuju strategi.


Jika Anda Bekerja dengan Atasan seperti Ini: 4 Langkah Utama


Langkah 1: Ubah Sikap Internal Anda

Banyak atasan yang insecure merasa kewalahan, terlalu terbebani, atau kurang terlatih. Mereka memproyeksikan kecemasan mereka kepada Anda. Langkah pertama bersifat internal: ubahlah cara Anda menafsirkan perilaku mereka.


Berikut teknik mental yang efektif: bayangkan atasan Anda sebagai seseorang yang beroperasi dari rasa takut, bukan niat jahat. Mereka bukan sedang berusaha menghancurkan karier Anda, mereka justru takut kehilangan karier mereka sendiri. Ketika mereka mengkritik dengan keras, mereka mungkin percaya bahwa itu akan memotivasi Anda agar bekerja lebih baik, yang pada akhirnya membuat mereka terlihat lebih baik. Ketika mereka mengendalikan informasi, mereka sedang mencoba melindungi citra diri mereka, bukan menyakiti Anda.


Reframing seperti ini membantu Anda menjaga ketenangan. Ketika atasan Anda memicu emosi Anda, mintalah izin untuk menjauh sejenak dan bernapaslah. Mengendalikan reaksi emosional Anda menurunkan ketegangan dan memungkinkan Anda berpikir dengan jernih. Dengan menempatkan diri pada pemahaman baru ini, Anda memasuki posisi netral yang menjadi jangkar Anda dalam interaksi-interaksi yang sulit.


Kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan saat bekerja dengan orang lain yang cemas adalah ciri khas kepemimpinan yang matang.
Kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan saat bekerja dengan orang lain yang cemas adalah ciri khas kepemimpinan yang matang.


Langkah 2: Jadilah Sekutu Strategis Mereka

Bersaing dengan atasan yang insecure adalah permainan yang pasti kalah. Mereka memiliki lebih banyak kekuasaan, lebih banyak informasi, dan lebih banyak yang dipertaruhkan. Sebagai gantinya, posisikan diri Anda sebagai seseorang yang berinvestasi pada keberhasilan mereka.


Mulailah dengan memahami tujuan nyata mereka, lalu cari tahu bagaimana Anda dapat membantu mereka mencapai tujuan tersebut. Gunakan kata kata “kita” dalam percakapan secara konsisten: “kita bisa mengatasi ini”, “bagus kita mengerjakannya bersama.” Ketika Anda berhasil, bagikan kredit. Soroti kemitraannya, bukan kontribusi individual Anda.


Ini bukan tentang mengecilkan diri Anda, namun ini tentang penempatan strategi. Dengarkan dengan cermat apa yang mereka katakan dan lakukan. Perhatikan apa yang membuat mereka cemas. Dari siapa mereka mencari persetujuan? Topik apa yang memicu sikap defensif? Gunakan informasi ini untuk mengemas komunikasi Anda dengan cara yang membuat mereka merasa dihargai dan dilibatkan.


Perhatikan juga apa yang mereka ungkapkan tentang gaya komunikasi mereka. Jika mereka menyampaikan “kami sangat aktif di grup WhatsApp sepanjang hari” atau “tim saya tahu harus merespons segera,” itu adalah tanda bahaya yang menunjukkan bukan hanya rasa tidak aman, tetapi juga budaya toksik yang menuntut ketersediaan waktu anda 24 jam terus-menerus. Ini memberi Anda informasi penting tentang lingkungan yang sedang Anda masuki atau yang sudah Anda jalani.


Langkah 3: Berikan Apa yang Mereka Sangat Butuhkan

Pemimpin yang insecure memiliki dua rasa kebutuhan yang mendesak: mereka perlu merasa kompeten dan mereka perlu merasa berkuasa.


Tanggapi kebutuhan pertama ini dengan memberikan apresiasi yang tulus atas hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Ucapkan terima kasih secara spesifik—misalnya, saat mereka mempercayakan Anda proyek berprofil tinggi atau mengenalkan Anda pada koneksi penting. Usahakan untuk menyampaikan apresiasi ini di hadapan orang lain, karena hal itu memperkuat dampaknya. Kuncinya adalah ketulusan; orang dapat dengan mudah membedakan pujian yang tulus dengan pujian yang kosong. Namun, pengakuan yang otentik atas kompetensi mereka adalah penawar khusus bagi rasa tidak aman mereka: bukti nyata bahwa mereka bukan seorang "pembohong".


Tanggapi kebutuhan kedua dengan terus memberi mereka informasi. Bersikaplah transparan tentang apa yang sedang Anda kerjakan dan dengan siapa Anda berkomunikasi, terutama jika melibatkan departemen lain. Jadwalkan pertemuan rutin. Komunikasikan secara lebih banyak sekarang untuk mencegah situasi di mana Anda harus membela diri di kemudian hari.


Gunakan teknik strategis lainnya: kemas saran Anda sebagai pertanyaan. Alih-alih mengatakan, “Saya rasa kita harus memperluas ke semua pasar,” cobalah bertanya, “Bagaimana jika kita memperluas ke semua pasar? Apa yang dibutuhkan untuk itu?” Alih-alih mengatakan, “Akan lebih baik jika kita memperlambat,” katakan, “Bagaimana jika kita mengembangkan ide Anda dan mencoba memperlambatnya sedikit?” Penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan meningkatkan rasa kontrol seseorang. Atasan Anda merasa seolah merekalah yang membuat keputusan, sementara Anda tetap mengarahkan menuju hasil yang Anda inginkan.


Langkah 4: Ketahui Kapan Harus Pergi

Tidak semua situasi dengan atasan yang insecure bisa diselamatkan. Bertahanlah jika perilaku atasan Anda, meskipun situsasinya menantang, namun masih memungkinkan Anda melakukan pekerjaan yang bermakna. Bertahanlah jika; kompensasi dan lingkungan kerja secara keseluruhan memberikan nilai yang nyata; Anda benar-benar belajar dan berkembang; dan Anda percaya bahwa perbaikan masih mungkin terjadi.


Tinggalkanlah jika; perilaku atasan Anda telah meningkat menjadi pelecehan atau perundungan; Anda menyadari harga diri Anda mulai terkikis dan Anda mulai mempercayai kritik mereka; kesehatan fisik atau mental Anda memburuk (stres kronis, kecemasan, dan masalah tidur adalah sinyal yang perlu diperhatikan); mereka secara aktif menghambat perkembangan Anda atau jika budaya organisasi mendukung dan memberi penghargaan pada perilaku seperti ini tanpa adanya akuntabilitas.


Pertanyaan yang penting bukanlah “Apakah ini sulit?” tetapi “Apakah tetap di sini membantu saya menjadi pribadi yang ingin saya jadi, atau justru perlahan mengikisnya?” Jika yang terjadi adalah yang kedua, maka tetap bertahan berarti memilih sesuatu yang berlawanan dengan perkembangan diri Anda sendiri.


Masalah Pola: Apa yang Diungkapkan Tentang Diri Anda

Ada pertanyaan yang lebih sulit namun penting untuk direnungkan: Jika Anda telah bekerja untuk beberapa atasan yang insecure— dan apabila pola ini terus mengikuti Anda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, apa artinya itu?

Di sinilah percakapan bergeser dari “Saya punya atasan yang sulit” menjadi sesuatu yang lebih mendasar tentang diri Anda.

Menurut teori sistem, kita cenderung menarik situasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan kita sendiri. Jika Anda beroperasi terutama dari survival consciousness (sangat waspada tentang keamanan pekerjaan, membuat keputusan berbasis ketakutan) atau dari kebutuhan untuk diterima (mencari persetujuan, menghindari konflik, menekan suara autentik Anda), Anda secara tidak sadar menarik pemimpin yang beroperasi dari tempat yang sama.

Pemimpin yang beroperasi dari rasa tidak aman menciptakan lingkungan di mana orang belajar menjadi sangat waspada dan terus-menerus mencari persetujuan. Seiring waktu, pola-pola ini menjadi kebiasaan pembawaan diri Anda. Anda kemudian membawanya ke pekerjaan berikutnya, di mana Anda secara tidak sadar tertarik pada dinamika serupa atau tanpa sengaja memberi sinyal kepada pemimpin yang insecure bahwa Anda adalah seseorang yang bisa mereka kendalikan.

Ini tidak berarti ini salah Anda. Begitulah cara sistem manusia bekerja. Namun ini layak dieksplorasi dengan jujur: Apa yang Anda yakini tentang otoritas? Tentang nilai diri Anda? Tentang apa yang Anda pantas dapatkan dalam sebuah tempat kerja? Apa yang akan berubah jika Anda mengembangkan rasa aman dalam diri Anda yang lebih kuat sehingga Anda tidak menerima dinamika seperti ini sejak awal?

Jika pola ini terus berulang, pekerjaan sesungguhnya bukan tentang mempelajari taktik yang lebih baik menghadapi para atasan. Pekerjaan sesungguhnya adalah memahami diri Anda pada level yang lebih dalam -keyakinan Anda, pemicu-pemicu Anda, kecenderungan Anda untuk mengecilkan diri demi disukai. Di situlah perubahan yang benar-benar bertahan lama dimulai.



Undangan Buat Anda: Melampaui Bertahan Hidup Menuju Transformasi


Bagi mereka yang bekerja dengan atasan yang insecure:

Keempat langkah yang dijabarkan di atas dapat secara bermakna memperbaiki situasi Anda. Langkah-langkah itu menciptakan ruang—ruang bernapas untuk berpikir jernih dan membuat keputusan strategis. Namun gunakan ruang tersebut dengan sengaja. Jangan sekadar bertahan; lakukan evaluasi diri yang tulus.

Tanyakan pada diri Anda: Mengapa saya tertarik pada dinamika seperti ini? Apa yang saya yakini tentang nilai diri saya yang membuat saya tetap berada di sini? Apa artinya mengembangkan rasa aman internal yang memungkinkan saya bertahan dalam situasi sulit tanpa dibentuk olehnya?


Bagi para pemimpin yang melihat diri mereka ada di artikel ini:

Jika Anda melihat pola-pola Anda tercermin di sini, pengakuan itu membutuhkan keberanian. Kesadaran diri bukanlah kelemahan, namun itulah awal dari kebijaksanaan.

Pola-pola yang dijelaskan di sini bukanlah cacat karakter, melainkan undangan untuk bertumbuh. Banyak pemimpin beroperasi dari kesadaran bertahan hidup (survival) atau kebutuhan untuk diterima (belonging) karena itulah yang mereka pelajari, yang membuat mereka merasa aman, yang membawa mereka sejauh ini. Pola-pola tersebut telah membantu Anda. Namun saat ini pola-pola itu mungkin tidak lagi membantu Anda atau orang-orang yang Anda pimpin.


Pertimbangkan ini: Bagaimana jika rasa insecure Anda sebenarnya sedang menunjukkan jalan menuju tingkat pertumbuhan Anda berikutnya? Apa yang akan berubah jika rasa nilai diri Anda tidak bergantung pada menjadi orang paling pintar di ruangan itu? Apa yang bisa Anda capai jika Anda memimpin dengan kepercayaan diri yang tulus, bukan dengan ketakutan tersembunyi?


Pemimpin yang mengalami transformasi adalah mereka yang bersedia melihat diri mereka dengan jujur dan berkomitmen pada pekerjaan pengembangan diri yang sesungguhnya. Kesediaan itu sebenarnya sudah ada dalam diri Anda. Pertanyaannya adalah apakah Anda siap menjawab panggilan tersebut.


Hingga seseorang tumbuh memiliki kemandirian berpikir yang utuh, mereka akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar daripada secara sadar mengendalikannya.
Hingga seseorang tumbuh memiliki kemandirian berpikir yang utuh, mereka akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar daripada secara sadar mengendalikannya.

Kebenaran yang Lebih Dalam: Mengapa Taktik Saja Tidak Cukup

Inilah yang ditunjukkan oleh penelitian tentang perkembangan orang dewasa: manusia tidak berubah terutama melalui informasi atau taktik. Anda bisa menerapkan keempat langkah itu dengan sempurna, tetapi jika keyakinan dasar dan “sistem operasi” Anda belum bergeser, Anda akan kembali ke pola lama ketika dipicu.

Perubahan nyata membutuhkan apa yang oleh para peneliti disebut “holding space” — sebuah ruang aman dimana Anda dapat mengamati pola-pola Anda tanpa penilaian, memahami asal-usulnya, dan secara sadar memilih cara menjadi yang berbeda. Sering kali, ini membutuhkan bekerja dengan sistemnya, bukan hanya psikologi individu Anda.

Inilah mengapa pendekatan seperti coaching yang berfokus pada life integration atau systemic constellation work sangat berguna. Metode-metode ini menyentuh level “menjadi” (being) yang lebih dalam, bukan hanya level “melakukan” (doing) di permukaan. Mereka membantu Anda memahami akar dari pola-pola Anda, keyakinan yang mendorongnya, dan kemungkinan terjadinya transformasi yang nyata..

Baik Anda sedang berjuang menghadapi atasan yang insecure maupun mulai mengenali pola-pola ini dalam diri sendiri, kebebasan sejati tidak datang dari taktik yang lebih baik, melainkan dari mengembangkan diri Anda menuju tingkat kesadaran dan rasa aman yang lebih tinggi. Kesimpulan

Bekerja dengan atasan yang tidak aman secara emosional memang benar-benar menantang. Empat langkah kunci yang dijelaskan di sini dapat membantu Anda menavigasi situasi tersebut dengan lebih mudah dan efektif. Namun langkah-langkah itu bukan tujuan akhir—itu hanyalah jembatan.


Tujuan yang sebenarnya adalah perkembangan diri Anda sendiri. Tujuannya bukan agar Anda semakin mahir menyesuaikan diri dengan pemimpin yang insecure. Tujuannya adalah menjadi seseorang yang memiliki rasa aman dan nilai-nilai yang kuat kuat sehingga pemimpin yang insecure tidak lagi mengguncang Anda. Tujuannya adalah memahami diri Anda dengan begitu jelas sehingga Anda membuat pilihan secara sadar tentang di mana Anda bekerja dan untuk siapa Anda bekerja, alih-alih mengulangi pola yang sama tanpa disadari.


Jika Anda mendapati diri Anda dalam siklus berulang menghadapi atasan yang bermasalah, atau jika Anda saat ini sedang berjuang dan menimbang langkah selanjutnya, terimalah ini sebagai sebuah undangan untuk refleksi. Keyakinan apa tentang diri Anda atau kekuasaan yang mengurung Anda dalam dinamika ini? Apa maknanya mengembangkan ketahanan Dalam Diri yang mengizinkan Anda untuk berkata 'tidak' pada situasi yang mengecilkan arti diri Anda?

Ini adalah pekerjaan Dalam Diri Anda yang sebenarnya. Dan dari sinilah perubahan yang autentik dan langgeng berawal.


Jika Anda merasa siap untuk memasuki perjalanan pengembangan diri yang lebih dalam dan merasakan bahwa meskipun taktik membantu, ada sesuatu yang lebih mendasar yang perlu bergeser, saya mengundang Anda untuk mengeksplorasi coaching yang berfokus pada life integration atau systemic constellation work. Pendekatan-pendekatan ini dirancang untuk orang-orang yang menyadari bahwa pola lama tidak lagi melayani mereka, dan yang siap menjadi arsitek pengembangan diri mereka sendiri, bukan sekadar penumpang dalam hidup mereka.


Anda berhak bekerja di lingkungan yang mendukung pertumbuhan Anda. Dan yang lebih penting, Anda berhak menjadi pribadi yang secara alami tertarik pada lingkungan seperti itu.. ________________________________________________________________________________________________________ Leksana TH

bottom of page