top of page

APAKAH ORGANISASI ANDA MENGANGKAT ATAU MALAH MENGHAMBAT?

  • Gambar penulis: Leksana TH
    Leksana TH
  • 25 Jul 2022
  • 7 menit membaca

Diperbarui: 27 Nov

Kearifan Terlupakan dari Kawanan Angsa Yang Dapat Menyemangati Kembali Tim Anda




Kearifan dari Alam Fauna - Pelajaran Kepemimpinan dari Kawanan Angsa yang Bermigrasi
Kearifan dari Alam Fauna - Pelajaran Kepemimpinan dari Kawanan Angsa yang Bermigrasi

Hambatan yang sering ditemui


Luangkan waktu sejenak dan bayangkan organisasi Anda. Apakah sedang melesat tinggi, atau sekadar berjuang untuk tetap terbang?

Bagi banyak pemimpin, kenyataan sehari-hari terasa kurang seperti ā€œmelesat tinggiā€ dan lebih seperti ā€œperlahan-lahan yang melelahkan.ā€ Kita melihat kelelahan pada orang-orang terbaik kita, proyek-proyek penting terhambat oleh silo, dan adanya kesenjangan yang mengganggu antara ā€œvisiā€ yang kita nyatakan dan upaya nyata tim yang terputus-putus. Kita memiliki individu-individu cemerlang, namun yang mengejutkan keseluruhan kolektif sering terasa berat, lelah, dan lambat.


Secara naluriah, kita mencoba memperbaikinya dengan mendorong lebih keras dari depan. Kita menuntut lebih banyak, mengoptimalkan proses, menegaskan kembali visi—semua itu dalam upaya untuk mengurangi beban yang menghambat.ā€

Tapi bagaimana jika rahasia untuk terbang lebih jauh, lebih cepat, dan lebih efisien bukanlah soal individu di depan, melainkan tentang bentuk atau susunan sistem itu sendiri?


Untuk hal ini, kita bisa menoleh pada salah satu fenomena paling penuh tantangan di dunia alam: migrasi angsa liar. Ini bukan sekadar pemandangan yang indah; melainkan kelas master tentang dinamika organisasi dengan taruhannya yang tinggi.

"Kepemimpinan, seperti sekawanan angsa yang terbang dalam formasi, merangkul kekuatan persatuan dan sinergi. Dalam harmoni yang selaras itulah mereka bangkit melampaui tantangan, masing-masing menyumbangkan kekuatannya untuk mendorong keseluruhan bergerak maju. Mewujudkan ketangguhan dan tujuan bersama, mereka mengingatkan kita bahwa pemimpin hebat mengangkat orang-orang di sekitarnya, menumbuhkan perjalanan kolektif menuju cakrawala baru."

Pelajaran 1: Sebuah formasi V’ Adalah Sistem, Bukan Sekedar Bentuk


Ketika angsa terbang dalam formasi ā€˜V’, mereka tidak sekadar mengikuti pemimpin. Mereka sedang menciptakan sebuah sistem.

Setiap angsa, dengan mengepakkan sayapnya, menciptakan ā€˜arus angkat’ untuk burung yang berada tepat di belakangnya. Gaya angkat aerodinamis ini memungkinkan seluruh kawanan terbang dengan jangkauan sekitar 71% lebih jauh dibanding jika masing-masing burung terbang sendiri-sendiri.


Ini adalah pencerahan yang luar biasa. Formasi ā€˜V’ merupakan demonstrasi nyata dari kecerdasan sistemik. Keberhasilan kawanan tidak bergantung pada satu ā€œangsa pahlawanā€ yang mengepak lebih keras daripada angsa yang lain. Keberhasilan adalah properti emergent dari sistem itu sendiri. Sistem ini dirancang sedemikian rupa sehingga aksi partisipasi setiap individu justru membuat perjalanan menjadi lebih mudah bagi seluruh anggotanya.


Dari Korporasi ke Sistem: Di organisasi kita, seringkali kita terlalu fokus pada kinerja individu. Kita memiliki KPI individu, bonus individu, dan pemimpin ā€˜pahlawan’ individu. Tapi seberapa sering kita bertanya: "Apakah tindakan yang dilakukan disini membuat pekerjaan semua orang menjadi lebih mudah?"


  • Sistem yang buruk menciptakan hambatan. Itulah birokrasi, silo, dan pencekalan informasi yang memaksa semua orang mengepak lebih keras hanya untuk tetap bertahan berada di tempat (posisi) yang sama.

  • Sistem yang baik menciptakan daya angkat. Itulah basis pengetahuan bersama, rasa aman secara psikologis, dan proses serah terima yang mulus, yang memungkinkan sebuah tim biasa pun bisa menghasilkan hasil yang luar biasa.


Inilah inti dari karya Peter Senge dalam The Fifth Discipline. Ia berpendapat bahwa organisasi yang paling sukses adalah ā€˜organisasi pembelajar’ yang menguasai ā€˜pemikiran sistem.’ Seperti yang ia tulis:

"Pemikiran sistem adalah disiplin untuk melihat keseluruhan. Ini adalah kerangka untuk memahami hubungan antarbagian, bukan sekadar hal-hal terpisah, dan untuk mengenali pola perubahan, daripada sekadar ā€˜potret’ statis."

Angsa-angsa itu tidak hanya melihat angsa lain; mereka melihat kawanan sebagai satu kesatuan yang dinamis. Pelajaran 2: Kepemimpinan adalah Peran, Bukan Peringkat


Posisi paling pada formasi ā€˜V’, Adalah posisi yang paling berat. Ia menanggung penuh hembusan angin dan tidak ada burung di depannya yang membantu menciptakan arus angkat. Ini adalah posisi yang memerlukan usaha maksimal.

Dan demikianlah, angsa-angsa melakukan sesuatu yang luar biasa: mereka mengambil giliran.


Ketika angsa di depan lelah, ia tidak menyerah. Ia tidak ā€˜dipromosikan’ ke pojok/sudut kantor .Ā Ia dengan anggun berpindah ke belakang formasi, menempati posisi yang lebih ringan, sementara angsa lain maju untuk mengambil "posisi depan".

Ini bukan sekadar ā€˜kepemimpinan melayani’; ini adalah kepemimpinan yang berkelanjutan dan terdistribusi. Angsa-angsa memahami kebenaran penting yang sering dilupakan banyak pemimpin manusia: kepemimpinan adalah fungsi, bukan identitas. Ini adalah peran sementara dan melelahkan yang harus dibagi agar sistem dapat bertahan.


Dari Korporasi ke Sistem:

Dalam struktur korporat kita, kepemimpinan sering dipandang sebagai identitas permanen, sebuah hadiah untuk dimenangkan dan dipertahankan. Model ā€˜pemimpin pahlawan’ ini menjadi salah satu penyebab utama kelelahan eksekutif. Model ini juga menciptakan kemacetan besar dan membuat anggota tim lainnya menjadi kurang terlibat, yang diperlakukan sebagai ā€˜pengikut’ permanen.ā€


Contoh Korporat:Ā 

Pertimbangkan sebuah tim Agile (Scrum) yang berkinerja tinggi. Dalam sebuah sprint, posisi ā€œpemimpinā€ bisa berganti setiap hari. Pada hari Senin, pengembang senior mungkin mengambil posisi depan untuk memecahkan masalah teknis. Pada hari Selasa, desainer UX mungkin ā€œmemimpinā€ tim dalam sesi kritik desain. Tugas Scrum Master bukanlah menjadi ā€œbos,ā€ tetapi memfasilitasi rotasi ini dan menghilangkan hambatan bagi siapa pun yang berada di depan. Model rotasional yang dinamis ini membangun ketahanan, melatih lintas fungsi tim, dan mencegah satu orang menjadi titik kegagalan tunggal.


Model ini memerlukan pemimpin bersedia memindah kekuatan ego dari posisi ā€œdepanā€ ke ā€œbelakang,ā€ dari mengatur menjadi mendukung dan mendandalkan upaya anggotanya.


Pelajaran 3: Honk' (Teriakan) yang Memberi Energi pada Bagian Depan'


Ini mungkin adalah pelajaran yang paling disalahpahami dari kawanan angsa. Kita sering mengatakan "honking" (teriakan/bunyi angsa) hanyalah dorongan sederhana. Tetapi perhatikan dari mana teriakan itu berasal: ia datang dari belakang.

Angsa-angsa di belakang berteriak untuk memberi semangat kepada yang di depan, yaitu angsa yang melakukan pekerjaan paling berat.

Ini adalah pembalikan total dari model komunikasi top-down (atas-ke-bawah) kita yang khas. 'Teriakan' adalah cara tim mengirimkan energi ke depan. Itu adalah data yang memberi tahu pemimpin, "Kami bersamamu. Sistem ini berfungsi. Teruslah maju."


Dari Korporasi ke Sistem: Di banyak perusahaan, komunikasi adalah jalan satu arah: pemimpin memberikan visi, tim melaksanakan. Umpan balik, jika ada, seringkali merupakan acara "korektif" yang bersifat pribadi dan top-down.

Model angsa mencontohkan budaya dukungan yang bersuara, waktu-nyata (real-time), dan bottom-up (bawah-ke-atas). 'Teriakan' ini adalah suara dari tim dengan keamanan psikologis (psychological safety) yang tinggi. Itu adalah kebebasan untuk berbicara, untuk mendorong, dan untuk menunjukkan dukungan tanpa rasa takut.

Contoh Korporat:

Perhatikan Braintrust di Pixar. Ketika sebuah film menghadapi kesulitan, sang sutradara tidak menerima ā€œcatatan dari atas.ā€ Sebaliknya, mereka mempresentasikan filmnya kepada sekelompok sutradara dan kreatif sejawat. Tugas kelompok ini bukan untuk memperbaiki masalah, tetapi untuk ā€œmembunyikkan klakson dari belakangā€ā€”memberikan masukan yang jujur, konstruktif, dan mendukung. Masukan ini tidak bersifat mengatur atau memerintah, dan tujuannya hanya untuk membantu sutradara yang berada di posisi ā€œdepanā€ berhasil. Ini adalah sistem yang dirancang untuk dukungan sejawat, bukan penilaian dari atas ke bawah.


Seperti yang diingatkan oleh pakar kecerdasan emosional Daniel Goleman, kepemimpinan bukan sekadar soal laporan laba-rugi (P&L); ini tentang mengelola iklim emosional.

"Pemimpin hebat menggerakan kita. Mereka menyalakan semangat kita dan menginspirasi yang terbaik dalam diri kita. Saat kita mencoba menjelaskan mengapa mereka begitu efektif, kita membicarakan strategi, visi, atau ide-ide kuat. Tapi kenyataannya jauh lebih primitif: kepemimpinan hebat bekerja melalui emosi."

Klakson atau suara ā€œhonkā€ adalah data emosional murni dan primitif yang memberi energi pada seluruh sistem.


Pelajaran 4: Kesepakatan Radikal tentang Dukungan


Apa yang terjadi ketika seekor angsa sakit, terluka, atau tertembak jatuh?

Formasi 'V' tidak hanya terus terbang, melihat anggota yang jatuh itu sebagai "biaya untuk menjalankan bisnis" (a cost of doing business). Sebaliknya, dua angsa lain memecah formasi dan mengikuti angsa yang kesulitan itu turun ke darat. Mereka (dua angsa pendamping) tetap bersama angsa yang jatuh itu, menawarkan perlindungan dan dukungan, sampai angsa tersebut pulih atau mati. Hanya setelah itu barulah mereka terbang kembali ke udara, terbang sendirian atau mencoba mengejar kawanan (formasi) lain. Coba pikirkan tentang "biaya" dari tindakan ini. Kawanan itu seketika kehilangan tiga anggotanya, sebuah pukulan signifikan terhadap efisiensi dan kekuatannya. Organisasi modern yang "sangat efisien tanpa ampun" (ruthlessly efficient) mungkin menyebut ini sebagai pemborosan sumber daya yang kritis.

Tetapi angsa-angsa memahami kebenaran yang lebih dalam.

Mereka beroperasi berdasarkan kesepakatan radikal: tidak ada yang ditinggalkan. Kawanan hanya bisa berfungsi dan individu hanya berani mengambil posisi ā€œdepanā€ yang melelahkan—karena mereka memiliki kepercayaan mutlak dan tak tergoyahkan bahwa jika mereka goyah, sistem tidak akan meninggalkan mereka.

ā€œKetidakefisienanā€ jangka pendek ini justru membeli kepercayaan dan kohesi jangka panjang yang diperlukan untuk bertahan dalam perjalanan yang tampaknya mustahil.

Dari Korporasi ke Sistem: Inilah saat konsep ā€œLingkaran Keamananā€ (Circle of Safety)Ā dari Simon Sinek menjadi nyata. Sinek berpendapat bahwa tugas pemimpin adalah membangun lingkaran kepercayaanĀ yang begitu besar sehingga orang di dalamnya merasa aman dari bahaya di luar.

"Ketika orang merasa aman dan dilindungi oleh kepemimpinan dalam sebuah organisasi, reaksi alami mereka adalah mempercayai dan bekerja sama.ā€

Contoh Korporat:Ā  Selama krisis keuangan 2008, pemimpin manufaktur Barry-Wehmiller menghadapi penurunan pesanan yang tajam. Jawaban dewan direksi adalah PHK. Namun, CEO Bob Chapman menolak, dengan tegas menyatakan, ā€œKami tidak akan melepaskan orang-orang kami.ā€ Sebagai gantinya, mereka mengembangkan program cuti bersama tanpa bayaran. Setiap karyawan, mulai dari CEO hingga staf, mengambil empat minggu cuti tanpa gaji. ā€œBiayaā€ dibagi bersama. Pesan ini identik dengan filosofi angsa: Kita semua akan berkorban sedikit agar tidak ada yang harus berkorban sepenuhnya. Kita tidak akan meninggalkanmu. Hasilnya adalah tingkat loyalitas dan kepercayaan yang tidak bisa dibeli oleh ā€œfasilitasā€ atau keuntungan apapun.

Kesepakatan ini adalah ā€˜alasan utama’ di balik ketangguhan kawanan angsa.


Ajakan untuk Tindakan: Berhenti Mengepak, Mulailah Membentuk


Angsa-angsa tidak terbang dalam formasi ā€˜V’ karena bentuknya indah. Mereka terbang dalam formasi ā€˜V’ karena itulah satu-satunya cara mereka bisa bertahan dalam perjalanan. Bagi kita, sebagai pemimpin, perjalanan menuju relevansi, inovasi, dan kepemimpinan pasar tidak kalah beratnya. Pelajaran dari angsa-angsa bukanlah inisiatif HR yang ā€œbagus untuk dimilikiā€; melainkan prinsip desain yang wajib dimiliki untuk bertahan.


Minggu ini, berhentilah hanya fokus pada ā€œmengepakā€ sendiri dan perhatikan bentuk sistem Anda.


  1. Temukan Hambatan:Ā Di mana dalam tim atau organisasi Anda sistem justru menciptakan pekerjaan lebih banyak? Di mana silo, birokrasi, atau kurangnya kepercayaan memaksa orang-orang Anda terbang sendiri-sendiri? Tugas pertama Anda adalah mengidentifikasi dan menghapus hambatan itu.


  1. Bagikan Posisi Depan:Ā Lihat daftar ā€œto-doā€ Anda. Tugas kritis apa yang masih Anda pegang dan bisa diberikan kepada pemimpin baru yang sedang berkembang? Siapa yang bisa Anda undang untuk mengambil posisi depan, membangun kekuatannya, sekaligus memberi Anda kesempatan beristirahat?


  1. Perkuat ā€˜Klakson’ (Honk):Ā Bagaimana Anda, sebagai pemimpin, bisa secara terang-terangan mendorong mereka yang berada ā€œdi depanā€? Lebih penting lagi, bagaimana Anda bisa menciptakan rasa aman secara psikologisĀ bagi tim untuk ā€œmembunyikkan klakson dari belakangā€ā€”memberikan dukungan langsung dan vokalĀ kepada Anda (dan satu sama lain)?


  1. Hargai Kesepakatan:Ā Saat anggota tim menghadapi kesulitan berikutnya, bagaimana respons Anda? Apakah Anda akan melihat mereka sebagai ā€œmasalah kinerjaā€ yang harus dikelola? Atau Anda akan melihatnya sebagai ā€œkesepakatanā€ yang harus dihargai, yang memberi sinyal kepada seluruh kawanan bahwa tempat ini adalah tempat yang aman untuk berada?


Kepemimpinan yang sesungguhnya bukan tentang menjadi angsa terkuat. Ini tentang menjadi arsitek dari sebuah sistem yang begitu cerdas, saling percaya, dan tangguh sehingga mampu menciptakan daya angkat sendiri, membagi beban secara adil, dan membawa semua anggota pulang bersama-sama.




Leksana TH

bottom of page