PARADOKS AUTENTISITAS: Mengapa Menjadi Diri Sendiri adalah Pilihan Tersulit, dan Paling Berpengaruh dalam Hidup Anda
- Leksana TH

- 10 Apr 2021
- 5 menit membaca
Diperbarui: 6 Nov

Anda sedang rapat. Sebuah keputusan besar akan diambil, dan percakapan mengarah dengan yakin ke sebuah konsensus yang Anda rasa keliru. Anda memiliki perspektif, sepotong data, firasat yang menunjuk ke arah lain. Anda membuka mulut, tapi kemudian Anda berhenti. Anda melakukan perhitungan cepat dalam hati: Apakah sepadan dengan konfliknya? Akankah mereka menganggap saya sulit? Apakah saya 100% yakin?Ā Anda tetap diam.
Atau mungkin skenario Anda berbeda. Seorang pemimpin senior meminta "sukarelawan" untuk proyek penting. Pekerjaan Anda sudah menumpuk. Anda merasakan burnoutĀ (rasa jenuh) yang mulai terasa. Tapi Anda melihat harapan di mata mereka, keinginan untuk dianggap sebagai orang yang bisa diandalkan. Anda mendengar diri Anda berkata, "Tentu, saya bisa tangani," bahkan saat perut Anda terasa mulas.
Sebagian besar dari kita hidup dengan ketegangan ini. Kita ada di dunia yang memuji kepatuhan sekaligus menuntut inovasi. Dunia yang meminta "diri kita yang autentik" saat wawancara kerja, namun secara halus mengawasi perilaku kita begitu kita diterima. Inilah Paradoks Autentisitas: perjalanan untuk menjadi jujur pada diri sendiri adalah jalan paling berani, dan seringkali paling ditentang, yang bisa kita ambil sebagai satu sikap.
Namun, menavigasi paradoks ini bukan hanya "bonus tambahan" untuk kedamaian batin. Ini adalah satu-satunya faktor paling penting dalam membangun ketahanan (resiliensi), mendapatkan rasa hormat yang tulus, dan memberikan dampak yang berarti.
________________________________________________________________________________________________________
Jebakan Performa: Mengapa Kita Menukar Suara Kita dengan Persetujuan?
Sebelum kita bisa merangkul autentisitas, kita harus memahami mengapa kita meninggalkannya. Kita tidak bangun di suatu pagi dan memutuskan untuk menjadi palsu. Kita terkondisi untuk itu oleh dua kekuatan besar yang seringkali tidak terlihat.
1. Hitung-hitungan untuk Diterima (Takut Dihakimi)
Ada kondisi psikis yang sering dialami yaitu rasa takut dihakimi. Tapi mari kita gali lebih dalam. Ini bukan sekadar rasa takut; ini adalah "hitung-hitungan untuk diterima"Ā yang canggih dan terjadi di bawah sadar. Sejak dini, kita belajar bahwa menyesuaikan diri memastikan keamanan dan kelangsungan hidup. Dalam lingkungan perusahaan, ini diterjemahkan menjadi keamanan psikologis.
Kita menahan wawasan berharga bukan hanya untuk menghindari kritik, tetapi karena kita takut bahwa menonjol akan mengancam posisi kita di "kelompok". Harga dari membungkam diri ini sangatlah besar. Bukan hanya tim kehilangan ide bagus. Namun, seluruh budaya "groupthink" (pemikiran kelompok) mulai mengakar, di mana kesalahan yang dapat dihindari terjadi karena satu orang yang melihat masalah merasa lebih aman untuk tetap diam.
2. Beban Kegunaan (Komitmen Berlebih)
Kekuatan kedua adalah keinginan kita yang mengakar untuk menjadi berguna. Ini bisa menimbulkan "komitmen berlebih". Namun akarnya seringkali adalah identitas yang telah terkait erat secara berbahaya dengan kegunaan kita. Kita menjadi "orang yang selalu berkata ya," "orang yang bisa menangani apa saja."
Kebiasaan ini tidak didorong oleh kemurahan hati; ini didorong oleh rasa takut menjadi tidak relevan. Kita mengatakan "ya" lebih dari yang bisa kita tangani karena kita percaya nilai kita terkait dengan kapasitas kita. Hal ini perlahan-lahan menggerogoti kesejahteraan kita, yang mengarah pada burnout, kebencian, danāironisnyaāpenurunan kualitas pekerjaan kita. Kita terlalu terbagi sehingga kita tidak bisa memberikan yang terbaik kepada siapa pun, termasuk diri kita sendiri.
________________________________________________________________________________________________________
Fatamorgana Korporat: Tempat Autentisitas Diuji
Jebakan-jebakan ini diperkuat oleh struktur organisasi yang, meski sering mendengungkan "autentisitas" dan "berani bicara", justru secara aktif menghargai kebalikannya.
Contoh 1: Jenjang Promosi 'Asal Bapak Senang'
Bayangkan sebuah perusahaan manufaktur stabil yang sudah lama berdiri, sebut saja "CNRA Solutions." Tim kepemimpinan seniornya telah ada selama lebih dari satu dekade. Mereka bangga dengan "budaya yang kuat dan konsisten." Namun, jika dilihat lebih dekat, setiap orang yang dipromosikan ke tingkat direktur dalam lima tahun terakhir berasal dari departemen yang sama dan secara vokal mendukung proyek-proyek kesayangan CEO.
Sementara seorang insinyur yang berulang kali menyuarakan keprihatinan valid tentang kerentanan rantai pasokan (yang kemudian menjadi masalah besar) dicap sebagai "bukan pemain tim" dan secara konsisten dilewatkan untuk promosi. Pesannya jelas, meski tak terucapkan: Kepatuhan dihargai, sementara perbedaan pendapat yang autentik dihukum.
Contoh 2: Budaya Kesibukan Performatif
Di sebuah perusahaan konsultan penuh tekanan, "ABC Consulting," nilai-nilai resminya mencakup "keseimbangan kerja-hidup" dan "kerja cerdas." Namun mata uang yang sebenarnya adalah "waktu di kantor" dan daya tanggap. Karyawan dipuji karena menjawab email pada jam 10 malam. Orang yang pulang jam 5:30 sore (bahkan jika pekerjaan mereka selesai) dipandang dengan curiga.
Ini memaksa karyawan masuk ke dalam kesibukan performatif. Mereka belajar untuk terlihatĀ kewalahan, untuk mempertunjukkanĀ komitmen mereka, karena budaya tersebut menyamakan komitmen berlebih dengan nilai. Mengelola beban kerja secara autentik dan menetapkan batasan dianggap sebagai kurangnya dedikasi.
________________________________________________________________________________________________________
Titik Balik: Dari 'Apa Pendapat Mereka?' menjadi 'Apa yang Saya Hargai?'
Perjalanan menuju autentisitas dimulai dengan titik balik internal yang sulit. Ini adalah momen ketika Anda mengalihkan pertanyaan utama Anda dari "Apa yang mereka inginkan dari saya?" menjadi "Apa yang benar-benar saya hargai?"
Ini bukan tentang menjadi egois. Ini adalah sebuah tindakan menghargai diriĀ yang mendalam.
Memulai perjalanan ini seringkali berarti membuat pilihan yang mengecewakan orang lain, terutama jika mereka sudah terbiasa dengan kebiasaan Anda yang selalu ingin menyenangkan. Belajar mengatakan "tidak" bukanlah penolakan terhadap orang tersebut; ini adalah afirmasi atas kapasitas dan prioritas Anda sendiri.
Ketika Anda menolak sebuah proyek, Anda tidak mengatakan "Saya tidak mau membantu." Anda mengatakan, "Saya berkomitmen untuk memberikan hasil terbaik pada proyek saya saat ini, dan mengambil ini akan mengorbankan komitmen itu."
Ketika Anda angkat bicara dalam rapat, Anda tidak mengatakan "Kalian semua salah." Anda mengatakan, "Saya cukup menghargai tim ini untuk menawarkan perspektif berbeda yang saya yakini penting untuk kesuksesan kita."
Seperti yang ditulis oleh Ralph Waldo Emerson, "Menjadi diri sendiri di dunia yang terus-menerus mencoba menjadikan Anda orang lain adalah pencapaian terbesar."Ā Titik balik inilah "caranya". Ini tentang menyelaraskan tindakanĀ Anda dengan nilai-nilaiĀ Anda, bahkan ketikaāterutamaĀ ketikaāitu sulit.
________________________________________________________________________________________________________
Efek Berantai: Kekuatan Mengejutkan dari Menjadi Nyata
Ketika Anda mulai beroperasi dari tempat yang selaras ini, dua hal luar biasa terjadi.
Pertama, Anda mengalami rasa legaĀ yang luar biasa. Beban performaāmempertahankan topeng, mengelola ekspektasi semua orangājauh lebih berat daripada ketidaknyamanan sementara dari percakapan yang jujur dan sulit. Berkomitmen hanya pada apa yang benar-benar dapat Anda penuhi menggantikan stres kronis dengan rasa kemampuan yang membumi.
Kedua, dan yang lebih penting, Anda mengembangkan wibawaĀ (gravitas).
Inilah kekuatan tersembunyi yang lebih dalam. Ketika Anda autentik, "ya" Anda mendapatkan kekuatan karena "tidak" Anda juga tersedia dan dihormati. Orang-orang belajar bahwa ucapan Anda dapat dipegang.
Atasan Anda mulai benar-benarĀ mendengarkan wawasan Anda, karena tahu Anda tidak berbicara hanya untuk didengar.
Rekan kerja Anda memercayai komitmen Anda, karena tahu Anda tidak akan menawarkan "ya" yang sebenarnya berarti "mungkin."
Autentisitas melahirkan rasa hormat karena menunjukkan integritas. Orang bisa merasakan ketika tindakan dan kata-kata Anda selaras. Anda bukan lagi hanya "sumber daya yang andal"; Anda menjadi pemimpin tepercaya, terlepas dari jabatan Anda. Inilah kekuatan sejati dari didengarkan: bukan karena Anda yang paling keras, tetapi karena Anda telah terbukti menjadi yang paling nyata.
________________________________________________________________________________________________________
Pilihan Jujur Pertama Anda
Menjadi jujur pada diri sendiri bukanlah satu tujuan akhir; ini adalah serangkaian pilihan berani dari waktu ke waktu. Awalnya akan terasa tidak nyaman. Ini menuntut Anda untuk memilih keberanian di atas kenyamanan, untuk teguh pada nilai-nilai Anda, dan untuk menerima bahwa Anda tidak dapat mengendalikan reaksi orang lain.
Namun imbalannya sangat besar. Anda memupuk kekuatan batin dan kedamaian yang tidak dapat diberikan oleh validasi eksternal mana pun. Anda berhenti menjadi karakter pendukung dalam cerita orang lain dan menjadi penulis cerita Anda sendiri.
Perjalanan dimulai dengan pemahaman mendalam. Tanyakan pada diri Anda:
Apakah Anda benar-benar mengenal diri sendiri?Ā Apa nilai-nilai Anda yang tidak bisa ditawar?
Bagaimana Anda melihat diri sendiri?Ā Sebagai kumpulan peran (karyawan, orang tua, teman) atau sebagai pribadi yang utuh?
Apakah Anda seringĀ menjadi diri sendiri?Ā Atau apakah Anda menampilkan versi diri Anda yang Anda pikir ingin dilihat orang lain?
Apakah Anda membiarkan orang lain menjadi diri mereka sendiri juga?Ā Atau apakah Anda (mungkin tanpa sadar) menekan mereka untuk menyesuaikan diri dengan harapan Anda?
Pada akhirnya, menjadi jujur pada diri sendiri adalah hadiah terbesar yang bisa Anda berikanātidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk semua orang di sekitar Anda. Rangkullah itu, dan saksikan hidup Anda berubah, satu pilihan jujur pada satu waktu.
________________________________________________________________________________________________________ Leksana TH



